Selasa, 26 Oktober 2004

Gajah Tunggal Petrochem Konversi Utang Menjadi Saham

TEMPO INTERAKTIF - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Gajah Tunggal Tbk menyetujui rencana konversi saham anak perusahaannya, yakni PT Gajah Tunggal Petrochem Industries Tbk (GT Petrochem) dalam rangka penyelesaian utang.

Jumlah saham yang dikeluarkan dalam rangka konversi sebanyak 1,649 miliar saham baru dari simpanan (portepel) perseroan tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dengan harga nominal Rp 500. Pengeluaran saham tersebut mengakibatkan peningkatan modal dari Rp 1,120 trilliun menjadi Rp 1,944 trilliun.

Konversi saham dilakukan atas utang GT Petrochem kepada HSBC Trustee senilai US$ 73,3 juta dalam bentuk Floating Rate Note (FRN) Tranche C , serta utang perseroan ke Garibaldi senilai Rp 164,9 miliar. Dari proses konversi, kepemilikan saham baru oleh HSBC Trustee sebanyak 1,319 miliar dan Garibaldi sebanyak 329 juta saham baru.

Dari kepemilikan saham ini, terdapat perubahan struktur kepemilikan GT Petrochem dimana HSBC Trustee menguasai 34,94 persen dan Garibaldi sebesar 19,94 persen, masyarakat 16,75 persen, sedang sisanya dimiliki oleh GT.

Selain persetujuan konversi saham, RUPSLB menyetujui restrukturisasi perusahaan. RUPSLB menyetujui pengambilalihan Gajah Tunggak atas seluruh aktiva tetap divisi tired cord GT Petrochem senilai Rp 1,045 triilliun. Pembayaran akan dilakukan dengan cara novasi atau pengalihan sebagian utang GT Petrochem kepada HSBC Trustee senilai US$ 30 juta ke perusahaan serta pelunasan sebagian utang perusahaan tersebut kepada Gajah Tunggal.

Pengambilalihan seluruh aktiva tetap PT Sentra Sintetikajaya (SSJ) sebagai salah satu anak perusahaan GT Petrochem senilai Rp 644 miliar. Pengambilalihan ini dilakukan dengan cara pelunasan sebagian utang Sentra ke Gajah Tunggal.

Selain itu RUPSLB menyetujui divestasi kepemilikan 51 persen saham perusahaan di PT Langgeng Bajapratama, anak perusahaan yang memproduksi kawat baja. Pelepasan Langgeng dilepaskan kepada GT Prakarsa yang juga sebagai pemegang saham. "Dilepasnya Langgeng karena industri kawat tidak menguntungkan, terakhir Langgeng negatif modal Rp 41 miliar," ujar Mulyati Ghozali,Vice President GT.

Dengan adanya restrukturisai maka kepemilikan saham Gajah Tunggal pada GT Petrochem menjadi 28,36 persen dari jumlah sebelumnya 50,01 persen. Dan kepemilikan Gajah Tunggal pada Langgeng enjadi hilang sama sekali.

Menurut Kisyuwono, Direktur Gajah Tunggal, rasio utang menjadi berkurang dari US$ 661 juta, setelah konsolidasi menjadi US$ 296 juta pada tahun depan, dan ditahun 2006 diperkirakan menjadi US$ 253 juta. "Sehingga rasio utang setelah konsolidasi menjadi 25 persen," katanya

Sampai dengan September 2004,laba bersih yang diperoleh Gajah Tunggal sebesar Rp 263 miliar, turun drastis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,075 trilliun.

Menurut Kisyuwono, terjadinya penurunan pendapatan karena rugi kurs. Adapun penjualan mengalami peningkatan, sampai dengan September 2004 memperoleh Rp 5,241 trilliun sedangkan pada periode yang sama tahun 2003 memperoleh Rp 4,351 trilliun.

Adapun GT Petrochem mencatat laba sampai dengan September 2004 sebesar Rp 115 miliar, turun drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,009 trilliun. Berkurangnya laba disebabkan perusahaan mengalami rugi kurs.

Setelah mendapat persetujuan RUPSLB,maka rencana ini segera direalisasi dan ditargetkan selesai sampai akhir tahun 2004.(Yuliawati)